Pilihan Kuliner Unik dan Tradisional Yogyakarta

Pilihan Kuliner Unik dan Tradisional di daerah Yogyakarta: Perut keroncongan? Jangan khawatir! Yogyakarta, kota budaya yang memesona, tak hanya menawarkan candi megah dan seni tari yang memukau, tapi juga sebuah petualangan kuliner yang siap memanjakan lidah. Dari hidangan unik yang bikin penasaran sampai sajian tradisional yang melegenda, Yogyakarta punya segalanya. Siap-siap tergoda oleh cita rasa yang tak terlupakan!

Jelajahi ragam kuliner Yogyakarta, mulai dari makanan ringan hingga hidangan utama. Temukan sejarah di balik setiap sajian, rasakan sentuhan budaya Jawa yang kental, dan saksikan bagaimana inovasi modern tetap menghormati tradisi. Perjalanan kuliner ini akan membawa Anda pada pengalaman yang tak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga memperkaya jiwa.

Table of Contents

Kuliner Unik Yogyakarta

Yogyakarta, kota budaya yang kaya akan sejarah dan seni, ternyata juga menyimpan segudang kuliner unik yang tak hanya memanjakan lidah, tapi juga menggelitik rasa penasaran. Jauh dari gemerlapnya gudeg dan bakpia yang sudah mendunia, terdapat harta karun rasa yang tersembunyi, menunggu untuk dijelajahi para petualang kuliner. Siapkan perut Anda, karena perjalanan rasa yang tak terduga akan segera dimulai!

Lima Kuliner Unik Yogyakarta yang Jarang Diketahui

Berikut lima kuliner unik Yogyakarta yang mungkin belum pernah Anda dengar, siap-siap tercengang dengan cita rasanya yang luar biasa!

  • Jadah Tempe: Perpaduan unik antara ketan bakar (jadah) dan tempe bacem.
  • Sate Klatak: Sate kambing dengan tusukan dari besi bekas jerigen.
  • Ayam Lodho: Ayam bumbu khas dari Jawa Timur yang masuk ke Yogyakarta dan dimodifikasi.
  • Geblek: Cemilan tradisional dari singkong yang diolah menjadi bentuk unik.
  • Wader: Ikan kecil yang diolah dengan berbagai cara, dari digoreng hingga dibakar.

Sejarah Singkat Tiga Kuliner Unik Yogyakarta

Mengenal sejarah di balik kelezatan, menambah nilai apresiasi kita terhadap warisan kuliner Yogyakarta.

Data tambahan tentang Mencari rekomendasi wisata kuliner halal di Surabaya Raya tersedia untuk memberi Anda pandangan lainnya.

  • Jadah Tempe: Konon, jadah tempe berawal dari kreativitas masyarakat pedesaan Yogyakarta yang ingin mengolah sisa-sisa hasil panen dan ternak. Ketan yang berlebih diolah menjadi jadah, dan tempe bacem menjadi pendamping yang pas. Perpaduan sederhana ini kemudian berkembang menjadi kuliner khas yang digemari banyak orang.
  • Sate Klatak: Keunikan sate klatak terletak pada tusukannya yang terbuat dari potongan besi bekas jerigen. Cara ini konon diwariskan secara turun-temurun dan dipercaya menghasilkan rasa sate yang lebih lezat karena panas yang merata. Asalnya dari daerah Imogiri, Bantul.
  • Ayam Lodho: Meskipun berasal dari Jawa Timur, Ayam Lodho telah beradaptasi dengan baik di Yogyakarta. Bumbu rempah yang kaya dan cita rasa pedasnya menjadi daya tarik tersendiri. Perkembangannya di Yogyakarta ditandai dengan munculnya berbagai variasi, mulai dari tingkat kepedasan hingga tambahan bahan pelengkap.

Tabel Kuliner Unik Yogyakarta

Berikut tabel ringkasan yang memudahkan Anda untuk melihat sekilas kuliner unik Yogyakarta.

Nama Kuliner Bahan Baku Utama Daerah Asal Keunikan
Jadah Tempe Ketan, Tempe Yogyakarta Perpaduan unik ketan bakar dan tempe bacem
Sate Klatak Daging Kambing Imogiri, Bantul Tusukan dari besi bekas jerigen
Ayam Lodho Ayam, Bumbu Rempah Jawa Timur (diadaptasi di Yogyakarta) Cita rasa pedas dan kaya rempah
Geblek Singkong Yogyakarta Cemilan tradisional dengan bentuk unik
Wader Ikan Wader Yogyakarta Ikan kecil yang diolah dengan berbagai cara

Proses Pembuatan Jadah Tempe

Proses pembuatan Jadah Tempe terbilang sederhana namun membutuhkan ketelitian. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Ketan dicuci bersih lalu dikukus hingga matang dan pulen.
  2. Ketan yang telah matang dibentuk bulat-bulat kecil.
  3. Bulatan ketan tersebut kemudian dibakar di atas bara api hingga sedikit gosong dan beraroma harum.
  4. Tempe dibumbui dengan kecap manis, sedikit garam, dan gula jawa lalu dibakar atau digoreng hingga sedikit kering.
  5. Jadah yang telah dibakar disajikan bersama tempe bacem yang hangat.

Tekstur, Aroma, dan Rasa Tiga Kuliner Unik

Pengalaman kuliner tak lengkap tanpa merasakan sensasi tekstur, aroma, dan rasa yang unik.

  • Jadah Tempe: Tekstur jadah yang lembut dan sedikit lengket berpadu dengan tekstur tempe yang sedikit kenyal. Aroma bakar dari jadah dan aroma manis gurih dari tempe bacem menciptakan perpaduan aroma yang menggugah selera. Rasanya manis, gurih, dan sedikit smoky dari proses pembakaran.
  • Sate Klatak: Tekstur daging kambing yang empuk dan sedikit juicy. Aroma khas kambing yang sedikit tajam namun sedap bercampur dengan aroma rempah-rempah. Rasanya gurih, sedikit manis, dan tentunya lezat.
  • Ayam Lodho: Tekstur ayam yang empuk dan bumbu yang meresap sempurna. Aroma rempah-rempah yang kuat dan sedikit pedas. Rasanya pedas, gurih, dan sangat kaya akan rasa.

Kuliner Tradisional Yogyakarta

Jogja, kota yang terkenal dengan keindahan candi dan budayanya yang kental, ternyata juga menyimpan harta karun kuliner yang menggugah selera. Dari cita rasa yang manis hingga pedas menggigit, kuliner tradisional Yogyakarta menawarkan pengalaman sensori yang tak terlupakan. Bukan sekadar makanan, melainkan sebuah perjalanan rasa yang membawa kita menyelami sejarah dan kekayaan budaya Jawa.

Lima Kuliner Tradisional Yogyakarta yang Masih Populer

Lima kuliner ini bukan hanya bertahan, tapi justru semakin digemari, baik oleh warga lokal maupun wisatawan. Kepopulerannya membuktikan bahwa cita rasa tradisional mampu bersaing dengan tren kuliner modern.

  • Gudeg: Siapa yang tak kenal gudeg? Hidangan legendaris ini dengan rasa manis dan sedikit gurih dari nangka muda yang dimasak berjam-jam, dipadukan dengan ayam kampung, telur, dan sambal krecek. Rasanya yang unik dan kaya akan rempah membuatnya selalu dirindukan.
  • Sate Klatak: Sate kambing yang tak biasa. Daging kambing yang masih muda ditusuk dengan jeruji sepeda bekas, lalu dibakar hingga matang sempurna. Aroma dan rasanya yang khas, sedikit lebih gamey dibanding sate kambing pada umumnya, menjadi daya tarik tersendiri.
  • Bakpia Pathok: Camilan manis yang selalu menjadi oleh-oleh wajib dari Yogyakarta. Kulit bakpia yang lembut dan isian kacang hijau yang manis legit, menciptakan perpaduan rasa yang sempurna. Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam membuat siapapun ketagihan.
  • Wedang Uwuh: Minuman tradisional yang menghangatkan badan. Campuran berbagai rempah seperti jahe, kayu manis, cengkeh, dan serai menciptakan aroma dan rasa yang unik dan menenangkan. Sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin.
  • Yangko: Kue kenyal dengan rasa manis dan tekstur yang unik. Terbuat dari tepung ketan, gula, dan santan, Yangko memiliki berbagai varian rasa, seperti ubi ungu, pandan, dan original. Rasanya yang lembut dan manis cocok dinikmati sebagai teman minum teh atau kopi.

Perbedaan dan Persamaan Kuliner Tradisional Yogyakarta dengan Kuliner Daerah Lain

Kuliner Yogyakarta, khususnya gudeg, memiliki karakteristik rasa manis yang cukup dominan, berbeda dengan kuliner daerah lain seperti Padang yang lebih dikenal dengan rasa pedasnya atau kuliner Sunda yang cenderung gurih. Namun, persamaannya terletak pada penggunaan rempah-rempah sebagai bumbu utama, mencerminkan kekayaan rempah-rempah Indonesia.

Perbedaan Kuliner Tradisional Yogyakarta dari Segi Rasa, Bahan Baku, dan Cara Penyajian

Rasa manis yang khas pada banyak kuliner Yogyakarta, penggunaan bahan baku lokal seperti nangka muda untuk gudeg, dan teknik memasak tradisional seperti penggunaan tungku kayu untuk membakar sate klatak menjadi beberapa poin penting yang membedakannya.

  • Rasa: Dominasi rasa manis pada banyak hidangan, berbeda dengan daerah lain yang mungkin lebih dominan pedas atau gurih.
  • Bahan Baku: Penggunaan bahan baku lokal yang spesifik, seperti nangka muda untuk gudeg dan jeruji sepeda untuk sate klatak.
  • Cara Penyajian: Penyajian tradisional yang masih dipertahankan di beberapa tempat, seperti penggunaan besek (wadah anyaman bambu) untuk gudeg.

Rekomendasi Lokasi Penjual Kuliner Tradisional Yogyakarta

Berikut beberapa tempat yang direkomendasikan untuk mencicipi kuliner tradisional Yogyakarta yang autentik:

  • Gudeg Yu Djum (untuk gudeg yang legendaris)
  • Sate Klatak Pak Pong (untuk sate klatak yang empuk)
  • Bakpia Pathok 25 (untuk bakpia dengan rasa yang autentik)
  • Wedang Uwuh Mbah Gito (untuk wedang uwuh yang menghangatkan)
  • Yangko Mbok Darmi (untuk yangko dengan berbagai varian rasa)

Penyajian Ideal Tiga Kuliner Tradisional Yogyakarta

Menikmati kuliner tradisional tak hanya soal rasa, tetapi juga pengalaman estetika. Berikut penyajian ideal untuk tiga kuliner tersebut:

Kuliner Peralatan Dekorasi
Gudeg Besek bambu, piring kecil untuk sambal, sendok makan dari kayu Lontar, anyaman bambu, bunga melati
Sate Klatak Piring saji, tusuk sate, sambal kecap Lampu temaram, suasana lesehan
Bakpia Pathok Kotak kemasan, alas kertas bermotif batik Kemasan yang elegan, pita kecil

Pengaruh Budaya terhadap Kuliner Yogyakarta

Pilihan kuliner unik dan tradisional di daerah Yogyakarta

Yogyakarta, kota budaya yang kaya, tak hanya menawarkan keindahan candi dan kesenian tradisional, tetapi juga kelezatan kuliner yang unik dan beragam. Perpaduan budaya Jawa yang kental dengan sentuhan pengaruh luar negeri telah membentuk kekayaan rasa yang tak tertandingi. Mari kita telusuri bagaimana budaya membentuk wajah kuliner istimewa di kota ini.

Anda pun dapat memahami pengetahuan yang berharga dengan menjelajahi Tempat makan hits dan instagramable di Malang.

Pengaruh Budaya Jawa pada Kuliner Yogyakarta

Budaya Jawa, dengan filosofi hidup yang mendalam, sangat berpengaruh pada kuliner Yogyakarta. Ketelitian dalam memilih bahan baku, proses memasak yang penuh makna, hingga penyajian yang estetis, semuanya merefleksikan nilai-nilai Jawa. Makanan tak hanya sekadar untuk mengisi perut, tetapi juga sebagai simbol keramahan, penghormatan, dan perayaan. Contohnya, penggunaan rempah-rempah yang kaya aroma dan cita rasa, seperti jahe, lengkuas, dan kemiri, mencerminkan kekayaan alam dan kearifan lokal Jawa.

Tradisi dan Upacara Adat dalam Kuliner Yogyakarta

Berbagai tradisi dan upacara adat di Yogyakarta memiliki sajian kuliner khas yang tak terpisahkan. Upacara pernikahan misalnya, selalu diiringi hidangan istimewa seperti tumpeng, simbol rasa syukur dan harapan. Sedangkan saat upacara kematian, hidangan yang disajikan cenderung lebih sederhana namun tetap bermakna. Bahkan, setiap daerah di Yogyakarta memiliki variasi kuliner upacara adat yang berbeda, menunjukkan kekayaan budaya yang tersebar luas.

Filosofi Kuliner Tradisional Yogyakarta: Gudeg

Gudeg, kuliner ikonik Yogyakarta, memiliki filosofi yang mendalam. Kelapa muda yang menjadi bahan utamanya melambangkan kesabaran dan keuletan dalam proses memasak yang membutuhkan waktu berjam-jam. Warna kecokelatannya yang khas melambangkan kedewasaan dan kematangan. Rasa manis dan gurihnya yang seimbang mencerminkan harmoni kehidupan. Sedangkan telur dan ayam yang sering menjadi pelengkap, melambangkan kesempurnaan dan keberkahan.

Pengaruh Budaya Asing terhadap Kuliner Yogyakarta

Kontak dengan budaya asing, khususnya Belanda dan Tionghoa, telah memodifikasi beberapa kuliner tradisional Yogyakarta. Pengaruh ini tak selalu mengubah cita rasa secara drastis, namun lebih pada penambahan teknik pengolahan atau penyajian. Akulturasi budaya ini justru melahirkan inovasi kuliner baru yang tetap mempertahankan cita rasa asli dengan sentuhan modern.

Telusuri implementasi Usaha kuliner rumahan yang paling laris di Jakarta dalam situasi dunia nyata untuk memahami aplikasinya.

Perbandingan Kuliner Tradisional Yogyakarta yang Terpengaruh Budaya Luar

Kuliner Versi Asli Versi Terpengaruh Budaya Luar Perbedaan
Sate Klathak Daging kambing muda yang dibakar dengan bumbu sederhana, menggunakan tusuk dari bambu runcing. Sate Klathak dengan tambahan saus kacang atau kecap manis (pengaruh Tionghoa). Penambahan saus memberikan variasi rasa yang lebih kompleks.
Wedang Uwuh Ramuan rempah-rempah tradisional Jawa yang menghangatkan tubuh. Wedang Uwuh dengan tambahan buah-buahan kering (pengaruh Eropa). Penambahan buah-buahan memberikan rasa dan aroma yang lebih segar.
Bakpia Pathok Kue kering berisi kacang hijau yang manis, tekstur lembut. Bakpia dengan berbagai varian rasa seperti cokelat, keju, dan durian (pengaruh Barat dan lokal). Ekspansi rasa yang lebih luas, memenuhi selera yang lebih beragam.

Kuliner Yogyakarta Modern: Pilihan Kuliner Unik Dan Tradisional Di Daerah Yogyakarta

Jogja gudeg khas yogyakarta resep kuliner wisata malam pawon membuat wajib yogya coba desember legendaris

Yogyakarta, kota budaya yang kaya akan tradisi, tak hanya menawarkan kuliner klasik yang menggoyang lidah. Di era modern ini, sentuhan inovatif telah melahirkan kuliner Yogyakarta yang tak kalah menarik, memadukan cita rasa tradisional dengan teknik dan presentasi kekinian. Bayangkan gudeg yang disajikan dengan plating modern, atau wedang uwuh yang dikemas dalam botol estetis—ini hanyalah sebagian kecil dari keajaiban kuliner Yogyakarta modern yang siap memanjakan selera Anda!

Contoh Menu Kuliner Modern Yogyakarta yang Terinspirasi dari Kuliner Tradisional

Kuliner modern Yogyakarta tak sekadar mengganti tampilan, tetapi juga bereksperimen dengan rasa. Berikut beberapa contohnya:

  • Gudeg Modern: Gudeg dengan tekstur lebih lembut, disajikan dengan isian modern seperti smoked beef atau jamur truffle, dan disiram dengan saus gudeg yang lebih ringan.
  • Wedang Uwuh Latte: Ramuan wedang uwuh yang hangat dan rempah, dipadukan dengan creamy latte, menciptakan perpaduan rasa yang unik dan menyegarkan.
  • Bakpia Modern: Isian bakpia tradisional yang dimodifikasi, misalnya dengan matcha, cokelat lava, atau keju, dengan tekstur kulit yang lebih renyah.

Lima Inovasi Kuliner Yogyakarta yang Memadukan Cita Rasa Tradisional dengan Sentuhan Modern

Inovasi kuliner Yogyakarta terus berkembang, menghasilkan kreasi yang mengagumkan. Berikut lima contohnya:

  1. Penggunaan teknik sous vide untuk menghasilkan tekstur gudeg yang lebih lembut dan merata.
  2. Penggabungan rempah-rempah tradisional dengan bahan-bahan modern seperti truffle oil atau balsamic vinegar.
  3. Presentasi hidangan yang lebih artistik dan modern, menggunakan plating yang menarik.
  4. Kreasi minuman tradisional dengan twist modern, seperti es dawet dengan sirup kekinian.
  5. Pengembangan varian rasa makanan tradisional, misalnya dengan menambahkan rasa-rasa unik seperti matcha atau salted caramel pada bakpia.

Contoh Tiga Restoran di Yogyakarta yang Menyajikan Kuliner Modern dengan Sentuhan Tradisional, Pilihan kuliner unik dan tradisional di daerah Yogyakarta

Beberapa restoran di Yogyakarta telah sukses menggabungkan cita rasa tradisional dengan sentuhan modern. Berikut tiga contohnya (nama restoran adalah ilustrasi):

Nama Restoran Konsep Contoh Menu
Restoran Rasa Tempo Doeloe Fusion food Jawa modern Gudeg modern, sate lilit dengan saus teriyaki
Warung Makan Mbah Karto Kuliner tradisional dengan plating modern Nasi liwet dengan penyajian yang artistik, wedang uwuh dalam gelas unik
Kantin Senja Cafe dengan menu tradisional yang dimodifikasi Bakpia dengan isian unik, es dawet dengan topping kekinian

Strategi Pemasaran Kuliner Modern Yogyakarta

Strategi pemasaran yang efektif sangat penting untuk mempromosikan kuliner modern Yogyakarta. Kombinasi strategi online dan offline sangat dianjurkan. Hal ini meliputi penggunaan media sosial, kolaborasi dengan influencer kuliner, partisipasi dalam festival makanan, dan kerjasama dengan platform pemesanan makanan online.

Presentasi Visual Dua Menu Kuliner Modern Yogyakarta

Berikut gambaran detail presentasi visual dua menu inovatif:

  • Gudeg Modern dengan Smoked Beef: Gudeg disajikan dalam mangkuk kecil berwarna hitam matte, di atasnya terdapat potongan smoked beef yang tersusun rapi. Warna ungu kemerahan dari gudeg kontras dengan warna cokelat gelap dari smoked beef. Tekstur gudeg yang lembut berpadu dengan tekstur smoky dan sedikit keras dari smoked beef. Tata letaknya simetris dan minimalis.
  • Wedang Uwuh Latte: Minuman disajikan dalam gelas kaca bening berukuran sedang. Warna minuman adalah perpaduan cokelat susu dari latte dan warna merah kecoklatan dari wedang uwuh. Terlihat lapisan busa susu yang lembut di atasnya. Teksturnya creamy dan hangat. Hiasan berupa sedikit bubuk kayu manis ditaburkan di atas busa, menambah aroma dan visual yang menarik.

Tips Menikmati Kuliner Yogyakarta

Jogja, kota pelajar yang terkenal dengan keindahan candi dan budayanya, ternyata juga menyimpan surga kuliner yang menggugah selera. Dari hidangan tradisional yang melegenda hingga inovasi kekinian yang unik, Yogyakarta menawarkan pengalaman bersantap yang tak terlupakan. Berikut beberapa tips untuk memaksimalkan petualangan kuliner Anda di kota ini.

Lima Tips Menikmati Kuliner Yogyakarta Secara Maksimal

Menjelajahi kuliner Yogyakarta membutuhkan strategi. Jangan sampai perut Anda yang buncit lebih dulu daripada pengalaman kuliner yang berkesan! Berikut lima tips untuk memaksimalkan pengalaman Anda:

  1. Eksplorasi berbagai daerah: Jangan hanya berfokus di pusat kota. Kuliner khas daerah seperti Imogiri, Bantul, atau Sleman menawarkan cita rasa unik yang tak kalah menarik.
  2. Bersiaplah untuk antri: Beberapa warung makan legendaris di Jogja selalu ramai pengunjung. Sabar adalah kunci untuk menikmati hidangan lezat di tempat-tempat tersebut.
  3. Cobalah menu yang tidak biasa: Jangan takut untuk mencoba kuliner yang belum pernah Anda kenal sebelumnya. Jogja punya banyak kejutan rasa yang menunggu untuk dijelajahi.
  4. Minta rekomendasi dari penduduk lokal: Mereka tahu di mana menemukan permata tersembunyi yang tak tercantum dalam panduan wisata.
  5. Jangan lupa membawa uang tunai: Beberapa warung makan tradisional mungkin belum menerima pembayaran non-tunai.

Itinerary Kuliner Yogyakarta Dua Hari

Berikut rencana singkat untuk mengeksplorasi kuliner Yogyakarta dalam waktu 48 jam. Perencanaan yang baik adalah kunci untuk menghindari kekenyangan yang tidak terkontrol!

  1. Hari Pertama: Pagi: Gudeg Yu Djum (legendaris!), Siang: Nasi Liwet Bu Atmo (lezat dan murah!), Malam: Sate Klatak Pak Pong (sensasi daging kambing muda).
  2. Hari Kedua: Pagi: Bakpia Pathok 25 (oleh-oleh wajib!), Siang: Soto Ayam Pak Gendut (kuah gurih yang bikin nagih!), Malam: Wedang Uwuh (minuman hangat untuk relaksasi).

Rekomendasi Tempat Makan Ramah Kantong di Yogyakarta

Kuliner enak tak selalu identik dengan harga mahal. Jogja menawarkan banyak pilihan tempat makan yang ramah di kantong tanpa mengorbankan cita rasa.

  • Warung makan sederhana di sekitar kampus: Biasanya menawarkan menu mahasiswa dengan harga terjangkau.
  • Gerobak-gerobak kaki lima: Banyak gerobak yang menawarkan hidangan lezat dengan harga yang sangat bersahabat.
  • Rumah makan lesehan: Biasanya menawarkan menu prasmanan dengan harga per porsi yang ekonomis.

Rekomendasi Tempat Makan di Yogyakarta

Tempat Makan Jenis Kuliner Kisaran Harga Jam Operasional
Gudeg Yu Djum Gudeg Rp 20.000 – Rp 40.000 06.00 – 22.00 WIB
Nasi Liwet Bu Atmo Nasi Liwet Rp 15.000 – Rp 25.000 10.00 – 21.00 WIB
Sate Klatak Pak Pong Sate Klatak Rp 25.000 – Rp 50.000 17.00 – 23.00 WIB
Bakpia Pathok 25 Bakpia Rp 2.000 – Rp 5.000/pcs 08.00 – 20.00 WIB

Pengalaman Pribadi Menikmati Kuliner Yogyakarta

Salah satu pengalaman kuliner yang paling berkesan adalah saat saya mencicipi gudeg di Gudeg Pawon. Suasana warungnya yang sederhana dan ramai, aroma gudeg yang harum, dan rasa gudegnya yang manis dan gurih benar-benar membuat saya terpukau. Tekstur nangka muda yang lembut, dipadu dengan ayam kampung yang empuk, serta sambal yang sedikit pedas, menciptakan harmoni rasa yang sempurna. Rasanya seperti sedang menikmati sepotong sejarah kuliner Yogyakarta.

Ringkasan Terakhir

Pilihan kuliner unik dan tradisional di daerah Yogyakarta

Setelah bertualang di dunia kuliner Yogyakarta, satu hal yang pasti: perut kenyang, hati senang! Dari cita rasa unik yang menantang hingga kelezatan tradisional yang menggugah, Yogyakarta membuktikan bahwa kuliner lebih dari sekadar makanan, ia adalah sebuah cerita, sebuah warisan budaya yang patut dinikmati. Jadi, kapan Anda akan memulai petualangan kuliner Anda di kota istimewa ini?

Leave a Comment